
Serangan AS ke Fasilitas Nuklir Iran: Ancaman Konflik yang Makin Memanas dan Dampaknya terhadap Stabilitas Global
(AS) ke tiga fasilitas nuklir Iran pada Selasa (24/6/2025) telah menandai eskalasi tajam dalam ketegangan yang sudah lama terpendam antara Iran, Israel, dan AS. Serangan ini, yang menjadi salah satu tindakan militer terbuka terbesar dalam beberapa tahun terakhir,
Peristiwa ini memperlihatkan betapa rapuhnya norma internasional yang selama ini mengutamakan penyelesaian konflik lewat meja perundingan. Kini, terlihat jelas bahwa logika kekuatan senjata kembali mendominasi, dengan risiko yang semakin besar, terutama bagi negara-negara di kawasan Timur Tengah. Selain itu, ancaman penutupan Selat Hormuz, jalur pengiriman minyak utama dunia, menjadi salah satu isu utama yang dapat memperburuk ekonomi global yang sudah rapuh. Harga energi bisa melonjak tajam, mengancam stabilitas fiskal negara-negara berkembang dan memperburuk krisis ekonomi yang sudah ada.
Kekuatan Politik Regional dan Dampak Ekonomi Global
Para pengamat geopolitik melihat situasi ini dengan penuh kecemasan. Irfan Ardhani, Pengajar di Departemen Ilmu Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada, mengungkapkan bahwa negara-negara di luar kawasan Timur Tengah, termasuk kekuatan besar seperti Rusia dan China, kemungkinan akan mendorong de-eskalasi sesegera mungkin. “Tidak ada negara yang ingin perang ini berlarut-larut, selain mungkin Israel dan Iran sendiri,” ujarnya.
Potensi Balasan dari Iran dan Pengaruhnya terhadap Stabilitas Kawasan
Meskipun serangan AS berhasil menghancurkan fasilitas nuklir Iran, banyak yang memprediksi bahwa Iran tidak akan diam begitu saja. “Iran kemungkinan akan menargetkan pangkalan-pangkalan militer AS di Timur Tengah sebagai balasan,” kata Smith Alhadar, penasihat Indonesian Society for Middle East Studies (ISMES). Menurut Smith, jika negara-negara Arab menutup akses bagi AS, konflik ini bisa lebih terkendali.
Smith juga menambahkan, salah satu faktor yang dapat mendorong pengakhiran perang ini adalah kemampuan rudal Iran yang terbukti mampu menembus sistem pertahanan Israel. “Ini bisa merepotkan Israel, dan di sisi lain, Trump dikecam oleh sebagian anggota Kongres AS karena menyerang negara lain tanpa persetujuan resmi, Iran pun tidak ingin perang berlarut-larut yang menguras sumber daya.
Keamanan Global dan Risiko Perang yang Meluas
Teuku Rezasyah, Pengamat Hubungan Internasional, memandang serangan balasan Iran sebagai langkah yang tak terhindarkan. Menurutnya, serangan ini akan menargetkan negara-negara yang berperan dalam serangan terhadap Iran, termasuk pangkalan-pangkalan militer AS di kawasan tersebut. ”
Baca Juga : Klasemen F1 2019 Usai Bottas Menangi GP Australia
Namun, negara-negara besar lainnya, seperti Rusia dan China, kemungkinan akan tetap menahan diri untuk tidak terlibat langsung dalam konflik ini. “Jika perang berlarut-larut dan berpotensi melibatkan senjata nuklir, mereka mungkin akan turun tangan untuk mencegah eskalasi lebih lanjut,” tambahnya.
Menjaga Kestabilan Global
Serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran ini menandai dimulanya babak baru dalam ketegangan internasional yang penuh dengan ketidakpastian.
Para pengamat global memperkirakan bahwa de-eskalasi menjadi kunci untuk mencegah bencana yang lebih besar, baik secara politik maupun ekonomi. Negara-negara besar, terutama Rusia dan China, kemungkinan besar akan berperan dalam mendorong kembali perundingan dan penyelesaian damai.
Semua pihak, baik yang terlibat langsung dalam konflik maupun negara-negara besar lainnya, kini harus berpikir hati-hati dalam mengambil langkah selanjutnya.
